Ceramah untuk Siswa*)

Anak-anak. Banyak hal yang selalu ingin bapak sampaikan kepada kalian tapi bapak kawatir, jika terlalu banyak, tidak semuanya dapat kalian ingat. Jadi, untuk kesempatan ini hanya beberapa nasehat yang dapat bapak sampaikan.

Pertama, mengenai aturan. Anak-anak. Dalam setiap hal kita dihadapkan pada aturan-aturan. Ada yang bilang bahwa anak yang hebat dan akan menjadi orang hebat adalah anak-anak yang berani melanggar aturan. Bapak juga agak setuju dengan hal itu. Tapi, aturan yang mana yang sebaiknya dilanggar dan aturan mana yang harus diikuti. Itu adalah hal yang paling utama.

Para pahlawan bangsa kita yang mendirikan Negara Indonesia Merdeka adalah orang-orang yang berani melanggar aturan. Aturan yang mereka langgar adalah aturan yang dibuat oleh penjajah. Aturan yang mereka langgar adalah aturan yang tidak adil dan hanya menguntungkan sedikit orang dan merugikan banyak orang. Mereka tidak mau mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh penjajah yang menjadikan bangsa kita sebagai budak bangsa asing.

Demikan juga untuk kalian. Kalian harus berani melanggar aturan-aturan yang tidak adil, aturan-aturan yang tidak baik, ataupun aturan-aturan yang hanya disukai oleh segelintir orang dan tidak disukai oleh banyak orang. Misalnya, dalam berteman kalian memiliki beberapa aturan. Ada yang akan dikucilkan dan tidak mau diajak berteman kalau tidak ikut-ikutan merokok. Aturan seperti itu harus kalian berani langgar dan kalian harus siap untuk dikucilkan oleh teman-teman yang membuat aturan seperti itu. Yakinlah bahwa ada lebih banyak orang yang menyukai kalian tidak merokok.

Ada juga aturan dalam pertemanan yang akan mengucilkan atau menyebut kalian sok alim, tidak gaul kalau tidak mau ikut-ikutan bicara kotor dengan bahasa-bahasa kotor. Aturan-aturan seperti itu harus kalian berani langgar dan kalian juga harus siap untuk dikatakan sok alim atau dikatakan tidak gaul oleh orang-orang seperti itu. Yakinlah bahwa ada lebih banyak orang yang menyukai kalian bicara sopan dan tidak berkata-kata kotor yang merendahkan orang lain.

Kedua, bapak ingin menyampaikan mengenai bagaimana belajar bijaksana dari tontonan-tontonan film ataupun dari permainan game-game komputer.

Bapak mengetahui anak-anak sangat tertarik menyaksikan film-film action yang menampilkan adegan perkelahian. Biasanya anak-anak sampai mengepalkan tangan ketika menonton perkelahian dua orang dimana salah satunya memukul orang yang lain hingga babak belur bahkan hingga tak berdaya. Anak-anak sangat antusias menyaksikannya sampai benar-benar merasakan bagaimana serunya memukul orang hingga babak belur.

Banyak yang mengatakan bahwa anak-anak akan menjadi kuat jika dapat meyakinkan dirinya kuat dan mampu menaklukkan atau menghajar orang lain. Mungkin pernyataan itu ada benarnya tapi kekuatan tanpa kebijaksanaan akan menjadi buta dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Semua bentuk kekuatan fisik memiliki batas. Maka, pada batas-batas kekuatan itu, manusia membutuhkan kebijaksanaan.

Kembali pada adegan pemukulan tadi. Bapak menyarankan anak-anak untuk mencoba merasakan tidak hanya menjadi pemukul tetapi merasakan sebagai orang yang dipukul. Merasakan dengan sungguh-sungguh bagaimana sakitnya ketika tangan kita ditarik dan dipatahkan dengan lutut oleh orang lain. Merasakan betapa sakitnya ketika kepala kita dihantam dengan barbel besar.

Ketika kalian mampu merasakan sebagai penderita, ketika itu kalian menjadi lebih bijaksana. Kalian menjadi segan untuk mencoba memukul teman seperti adegan dalam film karena kalian dapat merasakan betapa sakitnya ketika dipukul.

Sekiranya itu yang dapat bapak sampaikan pada kesempatan ini. Semoga pada kesempatan lain bapak dapat melanjutkannya lagi. (Guru Komputer SD Lawewu-Komang AKG)

*) Ditulis untuk Siswa SD YPS Lawewu dan Alumni (khususnya yang masih di bangku SMP).